Singawali.com, Aceh— Suatu sore Aisyah (70) bersama Sri (45) segaja singgah di dalam komplek Makam T Panglima Polem yang terletak di atas perbukitan Desa Lamsie, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.
Aisya dan Sri yang juga warga desa Lamsie, ingin mengambil obat untuk penyakit batin yang diderita anaknya pada sebuah makam ulama kharismatik bernama Tengku Batee Timoh (Tengku Batu Nisan Tumbuh) desa itu.
Di bawah perpohonan besar di pinggir makam mereka duduk dan komat-kamit merapal doa seraya menengadahkan telapak tangan. Setelah itu baru diambil sedikit tanah dari atas kuburan makam itu untuk dimasukan dalam kantong plastik yang telah mereka siapkan.
Aisyah mengatakan tanah yang mereka ambil itulah merupakan obat yang mereka yakini dapat menyebuhkan sejumlah penyakit yang diderita.
“Kami kesini untuk mengambil obat serta meminta doa untuk kesembuhan anak kami,” sebut Aisya, usai dia laksanakan ziarah kubur.
Tanah yang telah mereka ambil tersebut, sebutnya akan dicampur ke dalam air yang digunakan saat mandi.
“Kami yakin karena telah terbukti banyak yang sembuh dengan cara seperti ini,” sebutnya.
Selain berobat, sebutnya banyak juga warga datang ke kuburan ulama keramat tersebut, untuk menuaikan nazar (janji) apabila meraih target yang diinginkan. Bahkan tak sedikit warga khusus datang menenangkan diri, menata pikiran dan hati dari macam problem kehidupan.
“Banyak yang datang kesini, bahkan tidak tahu dari mana-mana, untuk berdoa pada makam ulama ini,” sebutnya.
Sementara itu, masyarakat setempat tidak tahu nama ulama tersebut, tapi mereka yakin itu ulama keramat sebab nisan pada Nisan itu tumbuh sendiri dan lebih tinggi dari makam lainnya. Oleh sebab itulah ulama tersebut diberi nama Tengku Bate Timoh.
Letak makam tersebutpun disamping makam Pahlawan Nasional T Panglima Polem. Masyarakat sekitar sudah melaksanakan tradisi melepaskan janji pada makam itu, sudah berlangsung lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar